Kejutan di hari ulang
tahunku ini benar benar membuatku bahagia, semua orang yang kusayangi hadir.
Bahkan dia yang diam-diam kusukai.
Namun lihatlah dia.
Hanya duduk di sudut rungan ini tanpa mmengucapkan kata selamat ulang tahun
padaku.Kenapa dia mau datang ke acaraku ini jika dia merasa kebosanan seperti
itu ?
Acara inti akan segera
dimulai. Aku sudah berada di belakang kue ulang tahunku untuk meniup
lilin.Namun, kuedarkan pandanganku untuk mencari sosoknya. Kemana dia ? Apakah
dia sudah pulang bahkan saat acara inti belum dimulai ? Benar-benar tidak
sopan.
Seperti itulah dia.
Pendiam dan tidak peduli dengan orang lain. Aku bahkan tak tahu mengapa aku
benar-benar mengaguminya.
Disekolah dia hanya
datang-belajar-pulang. Tak pernah kulihat dia bergaul dengan teman-teman lain.
Seperti dia yang kulihat sebelum acara inti ini akn dimulai. Dia yang duduk
sendiri tanpa seorang teman.
Menatap kue dihadapanku
ketika lagu “selamat ulang tahun selesai dilantunkan yang membuatku harus
segera meniup lilin dengan angka 17 itu.
Tiba-tiba lampu padam.
Hanya cahaya dari lilin yang belum sempat ku tiup itu masih menyala.
Terdengar
suara teman-teman perempuanku yang menjerit. Aku takut. Kemana kedua orang
tuaku yang tadi berada di belakangku ?
Hingga cahaya lilin lain
mencul dari arah dapur. Kulihat ayah dan ibuku berdiri sambil memegang lilin
kecil dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku. Ada seseorang lagi
dibelakang mereka. Aku seperti mengenalnya.
Kemudian orang itu
berjalan mendahului kedua orang tuaku. Berjalan kearahku. Meraih tanganku dan
berlutut padaku.
“Maukah kamu menjadi
pacarku ?” mataku membelalak. Aku tak percaya dengan keadaan ini. Dia yang aku
sukai diam-diam. Dan mungkin dia telah membicarakan hal ini dengan orang tuaku
karena kulihat saat ini mereka tengah tersenyum kearah kami.
Aku seperti pernah
mengalami hal ini. Entah itu di alam bewah sadarku. Seperti rentetan kaset yang
ingin kutonton saat rusak dan saat ini benar kutonton, De Javu.
0 komentar:
Posting Komentar