Memandang kota dari
bukit ini membuatku mengingat sebuah masa. Semilir angin membuatku merasa
benar-benar kembali ke masa itu. Perasaan kami sering berubah pada saat itu,
tangis dan amarah tak dapat dicegah.
***
Inilah
aku. Tanpa seorang teman disini. Entah mengapa aku selalu sendirian. Apakah
mereka jijik dengan penampilanku ? ataukah mereka malu berteman dengan orang
dari kalangan bawah sepertiku ? atau mereka tak mampu menyesuaikan diri
denganku ? Aku selalu berusaha mendekati mereka, bahkan membantu mereka sebisa
mungkin.
Namun,
kini aku menyerah. Menjadi diri sendiri dan memfokuskan seluruh diriku pada
masa depanku mungkin jauh lebih baik. Merekapun juga harus seperti itu. Mereka
akan tergantikan dengan “mereka” yang baru pada masa itu.
Kuhempaskan tubuhku di kursi ini. Tempat ini sepi.
Seperti biasanya. Kubuka lembaran-lembaran yang telah dijilid rapi yang saat
ini kugenggam sambil sesekali membenarkan letak kacamataku. Aku memang tak
terlalu pintar. Tapi inilah usahaku untuk menghindari mereka.
Kutatap keluar.
Seseorang berjalan menuju tempat ini. Siswa berkacamata itu datang lagi.
Kuyakin setelah dia sampai disini dia pasti akan duduk disampingku dan
merecokiku dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak kumengerti.
“Maaf, kami udah punya
buku latihan ujian ?”
“Sudah” inilah aku. Meskipun
aku tak terlalu suka dengannya, aku selalu menjawab seluruh pertanyaannya yang
kadang tidak kumengerti.
0 komentar:
Posting Komentar